Rasakan aku disetiap hela nafasmu
Tertawalah jika mungkin aku masih segar dalam ingatanmu
Jangan kau ucap namaku, cukup kau caci
Pastikan bayanganku hilang di setiap langkahmu
Dengarlah bisikkan demi bisikkan di malamku
Walau tidak terdengar , tapi tetap dapat terlihat walau halus
Artikulasi yang aku lepaskan sudah cukup buatmu untuk mengerti
Walau tidak sebesar harapan yang aku punya
Tapi aku juga punya sesuatu yg mungkin aku tidak bisa mengatakannya
Sudahlah, sudah cukup aku bersuara
Berteriak mengalunkan kata demi kata
Toh bukan kamu yg menuntunku lagi
Biarkan aku memudar dengan pasti
memudar dengan harapan yg kian menciut
Entahlah, sepertinya aku telah dibodohi shit word itu
Ya ! aku menjadi seperti ini karena shit word itu
Mengapa harus ada perasaan yg seperti itu ?
Perasaan yg harusnya tidak kumiliki disaat aku sudah terpuruk
Lalu apa ? bukannya menjadi semakin baik
Malah menjadi ketakutan tersendiri untuk bangkit
Aku diam , Aku tak berlari
Sudah kucoba berdiri, tapi tetap saja tersandung
Tersandung oleh kerikil" lama yang kian membesar
Bukankah semakin lama ia semakin hancur,
Entahlah akupun tidak tahu kenapa kerikil bisa menjadi batu
Kau tahu pelangi ?
Kau tahu rembulan ?
Kau tahu matahari ?
Kemana mereka sekarang memancarkan sinarnya ?
Apakah aku berada di kota mati ?
Begitu gelap , begitu redup , begitu asing.
Tak lagi dapat tersenyum manis di bawah terik mentari
Aliran darah tak lagi mengalir di alurnya
Denyut Nadi kini menjadi semakin cepat
Hatipun tak mampu menyaring perasaanku
Jantung saja hanya mampu mengiringi jam dinding
Jika saja jam itu tak mampu lagi untuk berputar
Mungkin itu adalah akhir dari aku
Menuju tempat terakhir
Mungkin bukan hari ini,tapi pasti akan terjadi
Jika aku sudah terlelap nanti
Aku akan terlupa akan semuanya,
Selamat tinggal shit words ~