KOTA TANJUNGPINANG
Tanjungpinang atau sebelumnya disebut Tanjung Pinang
(disingkat Tg. Pinang) adalah ibu kota
dari Provinsi
Kepulauan
Riau, Indonesia. Yang terletak di koordinat 0º5' Lintang Utara dan
104º27' Bujur Timur, tepatnya di Pulau Bintan.
Kota ini memiliki cukup banyak daerah parawisata seperti Pulau
Penyengat yang hanya berjarak kurang lebih 2 mil dari pelabuhan laut
Tanjungpinang - Pelabuhan Sri Bintan Pura, Pantai
Trikora dengan pasir putihnya terletak kurang lebih 65 km dari kota, dan pantai
buatan yang terletak di garis pantai pusat kota sebagai pemanis atau wajah
kota (waterfront city).
Pelabuhan Laut Tanjungpinang - Pelabuhan Sri Bintan Pura memiliki
kapal-kapal jenis feri
dan feri cepat (speedboat) untuk akses domestik ke pulau Batam dan pulau-pulau lain
seperti; kepulauan Karimun dan Kundur, serta kota-kota lain di Riau daratan,
juga merupakan akses internasional ke negara Malaysia dan Singapura.
SEJARAH
Berdasarkan Sulalatus Salatin kawasan kota ini merupakan
bagian dari Kerajaan Melayu, setelah jatuhnya Malaka ke
tangan Portugal,
Sultan Mahmud Syah menjadikan kawasan ini
sebagai pusat pemerintahan Kesultanan
Malaka. Kemudian menjadi pusat pemerintahan Kesultanan
Johor, sebelum diambil alih oleh Belanda
terutama setelah Belanda menundukan perlawanan Raja Haji Fisabilillah tahun 1784 di Pulau
Penyengat.
Pada masa kolonial Belanda, Tanjungpinang ditingkatkan statusnya menjadi
pusat pemerintahan dari Residentie Riouw pemerintah Hindia-Belanda.
Kemudian di awal kemerdekaan Indonesia, menjadi Kabupaten Tanjung Pinang. Setelah menjadi Kota Administratif - Kabupaten Tanjung Pinang
hingga tahun 2000, berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2001, pada tanggal 21 Juni
2001, statusnya menjadi Kota Tanjungpinang. Pusat pemerintahan yang semula
berada di pusat Kota Tanjungpinang di pemukiman padat penduduk kemudian
dipindahkan ke Senggarang (bagian utara
kota) sebagai pusat pemerintahan. Hal ini ditujukan untuk mengimbangi
kesenjangan pembangunan dan kepadatan penduduk yang selama ini berpusat di kota
lama (bagian barat kota).
PEMERINTAHAN
Pada tahun 2002 terpilih Dra. Hj. Suryatati A. Manan sebagai Walikota
pertama melalui pemilihan oleh DPRD Kota Tanjungpinang. Pada tahun 2007, ia terpilih kembali
untuk menjadi Wali Kota Tanjungpinang.
Wilayah administrasi pemerintahan Kota Tanjungpinang dibagi menjadi 4 kecamatan
dan 18 kelurahan.
Kecamatan-kecamatan di Kota Tanjungpinang adalah: Tanjungpinang Barat, Tanjungpinang Kota, Bukit Bestari, dan Tanjungpinang Timur
GEOGRAFI
Sebagian
wilayah Tanjungpinang merupakan dataran
rendah kawasan rawa bakau dan sebagian lain merupakan perbukitan
sehingga lahan kota sangat berfariasi dan berkontur.
IKLIM
Kota
Tanjungpinang' maupun Pulau Bintan keseluruhan beriklim tropis dengan
temperatur 23 °C – 34 °C. Tekanan udaranya berkisar antara 1.010,2
mbs dan 1.013,7 mbs.
MUSIM
Secara resmi
memiliki musim kemarau dan musim penghujan. Tidak ada perbedaan musim yang
mencolok di daerah ini. Hujan dapat turun sepanjang tahun. Namun setiap akhir
sampai dengan awal tahun terjadi "Angin Utara" yang sangat berbahaya
dengan gelombang yang sangat kuat.
KEPENDUDUKAN
Suku Melayu
merupakan kelompok etnik yang dominan di kota ini, selain itu terdapat juga
etnik Tionghoa, Jawa, Minang,
Bugis
dan Batak.
Sementara bahasa
yang digunakan umumnya Bahasa Melayu selain dari pada Bahasa
Indonesia. Selain itu Bahasa
Tiochiu juga masih digunakan oleh komunitas masyarakat tertentu di
Kota Tanjungpinang.
PERHUBUNGAN
Kota
Tanjungpinang terdapat Pelabuhan Domestik dan Internasional yaitu Pelabuhan Sri Bintan Pura, serta Bandara
Internasional, Bandar Udara
Internasional Raja Haji Fisabilillah.
PEREKONOMIAN
Pada tahun
2001, sektor perdagangan, hotel, dan restoran memberikan kontribusi yang cukup
signifikan dalam membangun perekonomian Kota Tanjungpinang yaitu sebesar 35,54%
kemudian diikuti oleh sektor industri pengolahan 15,37%, sektor bangunan
13,29%, sektor jasa-jasa 12,51%, dan sektor pengangkutan dan komunikasi 10,82%.
Sedangkan sektor lainnya meliputi sektor listrik, gas, dan air bersih,
keuangan, pertanian, dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 12,47%.
PARIWISATA
Pulau Penyengat merupakan salah satu kawasan
wisata di Kota Tanjungpinang. Pulau seluas 3,5 km² ini berada di sebelah barat
Kota Tanjungpinang dan dapat ditempuh 15 menit dengan transportasi laut. Pada
pulau ini terdapat banyak peninggalan lama dengan wujud bangunan dan makam yang
telah dijadikan situs cagar budaya. Selain itu juga dijumpai kelenteng atau
vihara di kawasan Kampung Bugis yang sekaligus menjadi kawasan wisata religi.
Pariwisata di kota Tanjungpinang ditunjang oleh adanya 13 hotel bintang, 43
hotel non bintang, 34 rumah makan dan pusat-pusat belanja yang terdiri dari 13
supermarket serta pertokoan yang tersebar di wilayah kota. Sementara jumlah
kunjungan wisatawan didominasi dari negara Singapura,
Malaysia
dan Belanda.
Kota ini juga menawarkan sajian kuliner aneka hidangan laut, dan masakan Cina.
Foto Foto Tentang Tanjungpinang :
Dermaga Tanjungpinang
Masjid Raya Tanjungpinang
(sekarang sudah mengalami renovasi)
Vihara Tanjung Pinang
(terletak di batu 14)
Kota Tanjungpinang
(sebelum masuk tanjungpinang, tapi sekarang sudah tertutup oleh pepohonan)
Aktivitas Gerak Jalan
(Rutin diadakan saat menyambut ulang tahun negara kita)
Melayu Square
(tempat ngumpulnya para anak muda/keluarga)
tersedia banyak makanan melayu khususnya indonesia umumnya)
Keong
Dulunya Keong ini terdapat di tepi laut entah kenapa sekarang dipindahkan di sebuah lapangan
lapangan pamedan
Pasar
Tempat Jual Beli
Monumen Raja Haji Fisabilillah
Sebelum Runtuh
Monumen Pahlawan Nasional
Pintu Keluar Pelabuhan Sri Bintang Pura
Gedung Perpustakaan Daerah Tanjungpinang
Jl.Soekarno-Hatta
Sumber : Wikipedia